Rabu, 28 Desember 2011

Cinta Randy


Randy gelisah di atas tempat tidurnya. matanya terpejam tapi dia belum tertidur sama sekali.
Kadang dia menghela nafas panjang, karena pikirannya sudah terfokus untuk esok hari.
apapun yang akan terjadi besok disekolah adalah hal yang baru untuknya.
---
Tiga hari yang lalu saat sepulang sekolah, di samping kelasnya.
Randy menyatakan cinta.
cinta polos pertamanya kepada Fira.
Tak tergambarkan bagaimana keadaan Randy hari itu.
Dia biasa berlari pagi sejauh Lima kilometer, tapi tak pernah sulit bernafas seperti ini.
badannya gemetar dan begitupun suaranya.
padahal dia sering mewakili kelasnya berpidato di depan anggota osis, dewan guru dan wali murid yang jumlahnya ratusan.
meski sudah mempersiapkan diri hampir setahun, semuanya terlihat kacau.
dan reaksi balik dari Fira membuatnya hampir pingsan ditempat.
Fira sangat tenang berbeda dengan Randy.
Fira memeluk buku di tangannya, dan memasang senyum termanis.
sebelum berkata apapun dia menatap lembut mata Randy beberapa menit.
Dan menit-menit yang hening itu merupakan detik-detik terlama untuk aryan.

"Randy..." Fira memulai kalimatnya. Randy hampir terjengkang karena lemas.
"ya...Fir," jawabnya sok tenang, meski tangannya dari tadi keringat dingin.
"aku perlu berpikir...beri aku tiga hari..." Fira memberikan senyumnya lagi.
"baiklah..." Lalu Randy pulang dengan mengutuk dirinya sendiri.

Dalam perjalanan pulang hari itu kata-kata Izul menghantui kepalanya.
Izul adalah teman baik Randy, dan sekaligus lelaki yang amat beruntung di mata Randy.
pacar dan mantan Izul banyak. berbanding terbalik dengan Randy yang baru jatuh cinta dua tahun terakhir.
dan karena itulah Izul adalah guru besar Randy selama dua tahun terakhir.
"Woi kawan, jika nanti dia minta waktu buat berpikir, kau berilah dia waktu. Tapi pulanglah dengan lapang dada jangan terlalu mengaharap lagi.
karena itu artinya kau telah ditolak kawan."
"kok bisa?" tanya Randy polos.
"menurut gurumu ini, wanita itu suka membuat orang yang menyukainya menderita dulu, hahaha"
lalu Izul menutup pelajaran hari itu, meninggalkan bon bakso dan es teh seperti biasanya kepada Randy

Dan pendapat Izul ternyata benar.
hampir dua tahun aryan menunjukkan tanda-tanda dia suka kepada Fira.
Hampir satu tahun dia belajar mencari momen dan kata-kata yang pas untuk mengungkapkannya.
setelah hampir jatuh karena gugup masih saja wanita pujaannya menunggu 3 hari untuk melengkapi penderitaannya.
dan menurut Izul jawaban yang akan diberikan Fira 3 hari nanti hanyalah satu kata "tidak".
wanita ternyata kadang-kadang bisa juga menjadi kejam.
----

Hari ini Randy datang terlambat. dia bangun kesiangan karena semalam jam empat pagi
Langkahkahnya goyah, dan wajahnya pucat seharian.
pelajaran apa saja yang dia ajarkan gurunya sama sekali tak masuk dikepalanya.
padahal Izul sudah mencoba sekuat cara menghiburnya.
Izul membuat lelucon terus menerus.
lalu menuliskan nomor hp cewek jomblo nan cantik di buku catatan Randy.
Randy bergeming.

"Tenang dong, siapa tau kau diterimanya." goda Izul.
Senyum Randy mengembang, lalu dia mencerna kembali kata-kata Izul "siapa tahu?"...

Bel terakhir berbunyi, lautan putih abu-abu berhamburan pulang.
Randy berjalan pelan menuju tempat penembakan kemarin.
disana Fira sudah berdiri menunggu dan dia memberikan senyum termanis seperti biasanya.

"Hai, Fir..." sapa Randy lemah.
"Randy.. kamu kok keliatan sakit?" Fira menatap wajah aryan dari dekat.
"emh, kemaren lupa makan" jawab Randy malas.
"ugh, jangan gitu dong..." Fira menyadari dia berdiri terlalu dekat dengan Randy. Randy pun ikut mundur.
"tentang kemarin..." Randy dan Fira ngomong bersamaan. lalu mereka tertawa kecil.
"aku nggak bisa Ran..." jawab Fira pelan. Randy hampir rubuh meski telah matang mempersiapkan diri.
"ya...aku ngerti" jawab Randy cepat.
"ngerti?" tanya Fira menggoda.
"yah, aku juga dah siap kok apapun jawaban kamu... meski sakit" kata Randy memegang dadanya.
Fira langsung memegang tangan itu. Randy yang tertunduk menatap wajah elda dengan sisa tenaganya.
"aku kan belum selesai ngomong. aku nggak bisa yan, nggak bisa nolak kamu" Fira tersenyum dan menenangkan tangan Randy yang dingin.
Randy hampir menangis karena bahagia, inilah rasa bahagia yang tak pernah dirasakannya.
mereka berdua berpegangan tangan dalam waktu yang lama.
dan saat berpisah dijalanan mereka mengucapkan janji-janji manis untuk esok.
saat kejauhan pun mereka masih saling menoleh dan saling tersenyum.

Lalu hari ini Randy pulang dengan perasaan bahagia.
meski tubuhnya semakin lemah karna sakit, tapi sepeda itu mampu di pacunya secepat mungkin.
di dalam pikirannya tak mampu di lepasnya bayang senyum Fira.
dia memejamkan matanya sesaat untuk mengingat kembali saat-saat tadi.
dan tanpa sadar sebuah truk yang remnya rusak mendekatinya dari arah belakang.
suara klakson mobil itu meraung-raung, tapi Randy dan sepedanya terlalu berada di pertengahan jalan.

lalu disana yang terdengar hanya bunyi dentuman yang kencang, di sambut pekik histeris warga yang ada disekitarnya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar